Kembali ke Alkitab yang sebenar-benarnya (Truly back to the Bible)

KESELAMATAN DI DALAM KRISTUS



KESELAMATAN DI DALAM KRISTUS

Quote 1 = “Keselamatan bukanlah bicara soal masuk sorga melainkan beroleh hidup.
                    Sorga adalah bonus bagi orang-orang yang beroleh hidup."

Quote 2 = “Sorga hanyalah tempat mewah yang membosankan tanpa kehadiran Kristus.”

Image result for salvation jesus

Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan -- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
(Efesus 2:1-10)



PENDAHULUAN
Sewaktu saya kecil, saya sering mendengar orang-orang Kristen menyanyikan sebuah lagu yang berkata, “Kemurahan-Mu lebih dari hidup…”. Dahulu saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kemurahan Allah yang lebih dari hidup, namun sekarang saya mengerti. Sesungguhnya, DI DALAM KRISTUS, segala sesuatu adalah kemurahan, baik kehidupan pada masa kini, maupun untuk hidup yang akan datang. Kuncinya terletak pada kata “Di dalam Kristus”, sebab di dalam nama itulah kita dapat mengerti apa yang dimaksud dengan “Kemurahan-Mu lebih dari hidup…”.

Mengapa perlu doktrin keselamatan?
          Mungkin diantara saudara ada yang mempertanyakan tentang pentingnya mengetahui doktrin keselamatan. Bukankah mengalami hakekat keselamatan jauh lebih penting daripada mengetahui doktrinnya? Saya memahami kegusaran hati saudara karena saya pernah berada di posisi saudara, tetapi ijinkan saya menjelaskan sesuatu kepada saudara. Walaupun doktrin keselamatan tidak dapat dipergunakan sebagai jaminan atas keselamatan itu sendiri, namun setidaknya kita harus mempelajarinya dengan dua alasan berikut ini: Pertama, supaya kita dapat mempertanggung-jawabkan keyakinan kita sendiri kepada orang lain – maksudnya dalam rangka pemberitaan injil, yaitu menjelaskan tentang dasar keselamatan di dalam Yesus Kristus, atau bisa juga dalam rangka berapologetika, yaitu membela kebenaran Kristen berdasarkan akal budi. Kedua, supaya kita lebih menghargai seberapa besar nilai keselamatan yang telah kita peroleh di dalam Kristus (karena ternyata harganya mahal sekali).

Bagaimana ajaran Kristen mengenai keselamatan?
          Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, marilah kita kembali kepada teks kita yang semula, yaitu Efesus 2:1-10 di mana dari ayat-ayat ini kita dapat mengambil 3 buah point penting sehubungan dengan doktrin keselamatan. Ketiga point yang dimaksud adalah MENYADARI: Siapa kita dahulu? Siapa kita sekarang? Dan bagaimana kita nanti?
     Yang terutama di sini adalah memahami makna dibalik kata “menyadari”, sebab menyadari memiliki tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada sekedar mengetahui atau mengerti. Mengetahui adalah urusan telinga, yaitu karena kita pernah mendengar sehingga kita tahu akan sesuatu. Mengerti adalah urusan akal budi, yaitu karena seseorang pernah menjelaskan sehingga kita memahami apa yang dimaksud. Tetapi menyadari adalah urusan penyingkapan diri, yaitu mengalami suatu pencerahan atau perubahan di dalam pikiran kita (metanoia), di mana dalam hal keselamatan, hanya Roh Kudus yang sanggup membukakan selubung pengertian kita (2 Kor 3:14-17).
         Tugas saya sebagai seorang pengajar adalah mengajar orang lain supaya mereka dapat mencapai tingkat pengertian, tetapi saya berdoa agar Roh Kudus membawa kita semua sampai kepada tingkat menyadari, yaitu memahami & mengalami nilai kebenaran yang sesungguhnya tentang keselamatan kita di dalam Kristus Yesus.
          Mungkin ilustrasi berikut ini dapat menjelaskan akan pentingnya kita semua mencapai tingkat menyadari. Hanya orang yang sadar bahwa dirinya sakit yang akan pergi berobat. Orang-orang yang merasa dirinya sehat – padahal sedang sakit – tidak akan membutuhkan pertolongan dokter, sebab mereka tidak merasa perlu untuk berobat. Prinsip yang sama berlaku pula untuk keselamatan. Hanya orang-orang yang menyadari siapa status mereka di hadapan Allah – yaitu orang-orang berdosa – yang akan pergi menemui “dokter” Yesus Kristus, untuk menerima “pengobatan”, yaitu pengampunan dosa.


SIAPA KITA DAHULU = KEMATIAN ROHANI
Rasul Paulus berkata bahwa kita semua (tanpa kecuali) adalah orang-orang yang sudah mati. Kenapa kita mati? Karena kita hidup di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita, yaitu mengikuti jalan dunia ini dan taat kepada penguasa kerajaan angkasa (roh jahat). Pada dasarnya kita semua adalah orang-orang yang harus dimurkai karena kita semua hidup di dalam hawa nafsu daging, serta menuruti kehendak daging dan pikiran kita yang jahat (ay 1-3).

Kapan saya mati, bukankah saya masih hidup?
          Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa di taman Eden, Ia berkata bahwa semua buah yang ada di dalam taman itu boleh mereka makan kecuali buah pengetahuan yang baik dan yang jahat, sebab pada hari mereka memakannya, pastilah mereka akan mati (Kej 2:16-17).

Related image

Tentunya kita semua tahu apa yang terjadi. Adam dan Hawa melanggar perintah Allah dan memakan buah yang tidak boleh mereka makan. Pertanyaannya adalah apakah Adam dan Hawa mati? Jawabannya: YA, Adam dan Hawa mengalami kematian – sebab bila tidak, Allah adalah pembohong – namun bukan secara jasmani, melainkan secara rohani.
Related imageJadi, kematian yang dimaksud oleh rasul Paulus di sini bukanlah kematian secara jasmani, melainkan kematian yang sama dengan kematian yang dialami Adam dan Hawa, yaitu kematian secara rohani. Demikianlah kita semua adalah zombi-zombi yang berkeliaran di muka bumi, yaitu manusia-manusia yang masih hidup (secara jasmani) namun sesungguhnya orang-orang yang sudah mati (secara rohani).

Apa yang dimaksud dengan kematian secara rohani?
          Roma 3:23 berkata, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan KEMULIAAN Allah”. Kata “kemuliaan” yang terdapat di sini berasal dari bahasa Yunani “Doxa”, yang menurut kamus Thayer (Yunani-Inggris), artinya adalah “1) splendour brightness of the moon, sun, stars, 2) a thing belonging to God, 3) a most glorious condition, most exalted state.”

Ketika Adam dan Hawa pertama kali diciptakan, mereka memiliki kemuliaan Allah yang menyertai mereka, yaitu ketika Allah menghembuskan Roh-Nya (Kej 2:7). Kondisi seperti inilah yang dimaksud manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Namun ketika mereka melanggar perintah Allah alias jatuh ke dalam dosa, mereka kehilangan kemuliaan Allah. Demikianlah keturunan Adam dan Hawa tidak lagi dilahirkan menurut rupa dan gambar Allah, melainkan rupa dan gambar Adam (Kej 5:1-3). Kenyataan ini sekaligus menjelaskan kepada kita mengapa ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka menyadari bahwa diri mereka telanjang, yaitu karena cahaya kemuliaan Allah (doxa) sudah hilang dari diri mereka.
Jadi, inilah yang dimaksud dengan kematian secara rohani, yaitu hilangnya kemuliaan Allah dari diri manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kuasa atas segala sesuatu yang diciptakan Allah.

Allah menawarkan Jalan Keselamatan melalui perbuatan…!
            Jikalau manusia kehilangan hidup oleh karena perbuatan (dosa), maka Allah memberikan kesempatan kepada semua manusia untuk menyelamatkan dirinya berdasarkan perbuatan. Sangat adil bukan? Pertama, adil karena semua manusia memiliki kesempatan yang sama, tidak peduli agama apapun dia. Kedua, adil karena apabila manusia kehilangan hidup berdasarkan perbuatan, maka kini mereka memiliki peluang untuk memperoleh hidup juga berdasarkan perbuatan.


Kapan Allah menawarkan keselamatan berdasarkan perbuatan?
Image result for taurat musa          Buah yang dimakan oleh Adam dan Hawa adalah buah pengetahuan yang baik dan yang jahat, dimana buah tersebut merupakan perlambang dari hukum Taurat (sedangkan buah dari pohon kehidupan adalah perlambang dari Yesus Kristus yang berkata “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup”). Ketika mereka memakannya, hati mereka menjadi terbuka dan tahu mana yang baik dan mana yang jahat. Sejak saat itu, hati nurani manusia berfungsi sebagai hukum Taurat bagi dirinya sendiri (Roma 2:12-16). Di kemudian hari, Allah memberikan pengetahuan tentang yang baik dan jahat secara tertulis (hukum Taurat) kepada bangsa Israel, dimana bangsa-bangsa non-Yahudi yang tidak memiliki hukum Taurat, akan dihakimi berdasarkan hati nurani, yang berfungsi sebagai hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
Hukum Taurat menegaskan tentang keselamatan melalui perbuatan di dalam kitab Imamat 18:5 yang berkata: “Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN”. Ayat ini kemudian dikutip oleh rasul Paulus ketika beliau menjelaskan tentang penggenapan hukum Taurat oleh Yesus Kristus dalam rangka memberikan hidup bagi orang yang percaya kepada-Nya (Roma 10:4-5).

Adakah yang diselamatkan berdasarkan hukum Taurat?
          Sayang sekali bahwa hukum Taurat yang seyogyanya dapat membawa kita kepada hidup, justru membawa kita lebih dekat kepada kematian. Rasul Paulus menegaskan bahwa perintah yang seharusnya membawa kita kepada kehidupan, nyatanya justru membawa kita kepada kematian. Sebab tanpa hukum Taurat, kita tidak tahu apa itu keinginan. Tetapi karena hukum Taurat – yang berkata “jangan mengingini” – maka kita mengetahui bahwa mengingini adalah dosa (Roma 7:7-12) dan berdasarkan ayat ini, maka status kita akan menjadi seorang pendosa ketika kita mengingini milik orang lain.
          Jadi, SECARA TEORI, ada jalan keselamatan yang disediakan Allah bagi seluruh umat manusia, yaitu berdasarkan hukum Taurat, dimana hukum tersebut dilandaskan atas asas perbuatan. Tetapi SECARA PRAKTEK, tidak ada seorangpun yang dapat diselamatkan karena melakukan perbuatan baik, sebab walaupun hukum Taurat bersifat rohani, tetapi kita semua sudah terjual oleh kuasa dosa, yang nyatanya telah membuat kita melakukan apa yang tidak ingin kita lakukan (Roma 7:13-15), yaitu yang jahat, sehingga pada akhirnya, tidak ada seorangpun yang mampu melakukan kebenaran hukum Taurat (Gal 2:16), kecuali manusia Yesus Kritus yang akan dijelaskan pada bagian siapa kita sekarang.


SIAPA KITA SEKARANG = KESELAMATAN DI DALAM KRISTUS
Rasul Paulus berkata bahwa oleh karena rahmat dan kasih Allah yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita kembali bersama-sama dengan Kristus, walaupun kita semua sudah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, oleh kasih karunia kita diselamatkan  (ay 4-5).
Senang sekali rasanya ketika mendengar bahwa di dalam Kristus ada jalan yang terbuka bagi kita semua untuk memperoleh kehidupan. Tetapi sadarkah kita, hal apa yang sesungguhnya Kristus telah perbuat dalam hidup kita sehingga kita beroleh hidup yang kekal?

Hukum Taurat Musa adalah sebuah Perjanjian
Image result for loh musa
          Alkitab penuh dengan perjanjian antara Allah dengan manusia. Kita tidak perlu heran dengan hal ini karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang mengikatkan diri-Nya dengan perjanjian. Sebut saja mulai dari perjanjian Nuh (Kej 9:1-17), Abraham (Kej 15:1-21), bangsa Israel (Kel 24:1-11) yaitu berdasarkan hukum Taurat (Ibr 9:19-20), sampai kepada perjanjian Kristus (Ibr 9:11-28). Itulah sebabnya Alkitab kita disebut sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Allah tetap setia terhadap perjanjian-Nya
          Alkitab menyatakan bahwa walaupun kita sebagai manusia tidak setia terhadap perjanjian yang pertama (hukum Taurat), Allah tetap setia terhadap perjanjian-Nya (2 Tim 2:13). Dia adalah Allah yang menyatakan – di dalam hukum Taurat – bahwa tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr 9:22). Dia juga adalah Allah yang memerintahkan kepada para imam besar agar mereka masuk ke dalam ruang maha kudus sekali setahun demi mengadakan pendamaian bagi bangsa Israel (Ibr 9:6-7). Demikian pula Dia adalah Allah yang menyatakan bahwa melanggar satu bagian dari hukum Taurat adalah sama artinya dengan melanggar keseluruhan hukum Taurat (Yak 2:10). Oleh sebab itu, ketika manusia gagal di dalam melaksanakan hukum Taurat, Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal (Roma 8:3-4), yaitu Yesus Kristus, untuk menjadi Anak Domba Paskah yang ditumpahkan darah-Nya bagi pengampunan dosa (1 Kor 5:7), menjadi Imam Besar Agung yang masuk ke dalam takhta Allah demi mengadakan pendamaian bagi umat-Nya (Ibr 9:23-25), dan menjadi manusia yang hidup tanpa dosa (sehingga dikatakan Ia telah menggenapi seluruh perintah hukum Taurat), sekaligus menjadi korban yang tidak bercacat-cela (Ibr 9:12-14)..

Bagaimana saya diselamatkan di dalam Perjanjian Baru?
Image result for pengadilan tahtaDasar peradilan Allah tidak pernah berubah, yaitu manusia akan dihakimi berdasarkan perbuatannya (1 Pet 1:17, Why 20:12-13) dimana dasar hukum yang dipergunakan di sini adalah hukum perbuatan baik dan jahat (hukum Taurat atau hati nurani). Tetapi Perjanjian Baru menyatakan bahwa siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Manakah yang benar? Kedua-duanya benar, yakni Allah mempergunakan perjanjian yang kedua (PB) untuk menggenapi jalan keselamatan menurut perjanjian yang pertama (hukum Taurat), yaitu melalui prinsip perwakilan.

Prinsip Perwakilan di dalam menggenapi Perjanjian
          Seandainya saya seorang direktur yang akan menandatangani sebuah perjanjian bisnis, namun pada waktu yang telah ditentukan saya berhalangan hadir, maka saya akan mengirimkan seorang utusan – yang saya percayai – sebagai perwakilan di hadapan notaris, tentunya dengan membawa surat kuasa yang ditanda-tangani di atas meterai, dimana isi dari surat kuasa tersebut menjamin bahwa utusan yang saya kirimkan adalah perwakilan yang sah untuk bertindak di atas nama saya, sehingga apapun yang dilakukan olehnya, di mata hukum, sayalah yang seolah-olah telah melakukannya.
          Prinsip yang sama berlaku juga dalam hal keselamatan. Ketika kita tidak dapat menepati perjanjian kita dengan Allah (berhalangan hadir), maka kita harus mempercayakan nasib kita kepada seorang utusan – yang kita percayai yaitu Yesus Kristus – yang dapat bertindak sebagai perwakilan kita di hadapan Allah, dengan mempergunakan perjanjian baru (surat kuasa) yang dimeteraikan oleh darah Kristus (1 Kor 11:25). Pada waktu penghakiman terakhir tiba, yaitu ketika kita akan dihakimi berdasarkan perbuatan, maka di hadapan Allah, kita dianggap telah melakukan seluruh kebenaran hukum Taurat, sebab utusan yang kita percayakan untuk bertindak atas nama kita, telah mewakili kita sebagai manusia yang telah menggenapi seluruh perintah hukum Taurat. Hal ini sekaligus menegaskan kepada kita mengapa Yesus harus datang ke dunia sebagai seorang manusia.
          Jadi, inilah yang dimaksud dengan Perjanjian Baru menggenapi konsep keselamatan yang dituntut dalam Perjanjian Lama, yaitu siapa saja yang percaya kepada Kristus, telah menjadikan Dia sebagai perwakilan untuk melakukan seluruh kebenaran hukum Taurat, sehingga kita dapat dibenarkan – karena dianggap telah menggenapi seluruh perintah Taurat secara sempurna.

Bagaimana proses saya menjadi hidup di dalam Perjanjian Baru?
1.      Ditebus.
Hidup kita ditebus dengan darah Kristus (1 Pet 1:18-19), yaitu dibeli atau dibayar dari cara hidup kita yang lama (hamba dosa), menjadi hamba Allah (1 Kor 7:22-23).
2.      Disucikan.
Segala dosa kita diampuni karena penumpahan darah Yesus sebagai korban penebus dosa, yang dikerjakan oleh Roh Kudus (1 Kor 6:11, 1 Pet 1:2).
3.      Dibenarkan.
Karena iman kepada Yesus Kristus, yang telah menyucikan dosa-dosa kita, maka status kita diubahkan menjadi orang benar karena kesalahan-kesalahan kita sudah tidak diperhitungkan lagi (Roma 4:5-8).
4.      Dilahirkan sebagai anak.
Yaitu melalui proses kelahiran baru (Yoh 3:3-8), sehingga kita menjadi ahli waris bersama-sama dengan Kristus (Roma 8:15-17).

Apa yang dimaksud dengan Kelahiran Baru?
Image result for anak-anak allahYohanes 3:5-6 berkata, “Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.”
Ketika seekor kucing melahirkan anak kucing, itulah yang dimaksud daging melahirkan daging. Demikian pula ketika orang tua kita melahirkan kita ke dunia, itulah yang dimaksud daging melahirkan daging. Tetapi ketika Roh Allah “melahirkan” roh kita, maka itulah yang dimaksud “Roh melahirkan roh”. 
Image result for anak-anak allah
Sementara itu, Roma 8:15-17 berkata, “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Jadi, yang dimaksud dengan istilah anak Allah di sini, bukanlah sekedar ilustrasi yang menggambarkan kedekatan hubungan kita dengan Allah, melainkan secara real, yaitu kita menjadi anak Allah secara roh, sebagaimana kita menjadi anak orang tua kita secara daging. Hal ini penting sebab kepada siapa lagi seorang Raja akan mewariskan kerajaan-Nya jikalau bukan kepada anak-anak-Nya.

Apakah hubungan antara Kelahiran Baru dengan beroleh hidup?
          Alkitab berkata bahwa ketika kita percaya kepada Kristus, Allah akan mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada kita, yaitu Pribadi yang telah melahir-barukan kita menjadi anak-anak (bayi-bayi) Allah, dimana anak bayi adalah perlambang yang sempurna untuk menggambarkan suatu kehidupan yang baru. Ketika hal itu terjadi, kemuliaan Allah (doxa), yaitu bagian dari diri Allah yang telah hilang dari manusia (kematian rohani), telah kembali ke dalam diri manusia, sehingga kini manusia menjadi hidup kembali.

Keselamatan bukan sekedar masuk sorga melainkan beroleh hidup
          Sudah terlalu lama orang Kristen dinina-bobokan dengan reklame “percaya Yesus masuk sorga” sehingga konsep keselamatan yang mereka pahami adalah MASUK SORGA. Keselamatan yang Allah tawarkan melalui kematian Yesus Kristus bukan sekedar masuk sorga, melainkan BEROLEH HIDUP.
          Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, mereka mengalami kematian secara rohani, tetapi ketika mereka percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, mereka menerima kembali KEHIDUPAN. Sorga cuma bonus bagi mereka yang beroleh hidup, bukan inti dari keselamatan itu sendiri. Perhatikan ayat berikut ini baik-baik (juga semua ayat lain mengenai keselamatan), “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh HIDUP yang kekal.” (Yoh 3:16).

Mengapa kita tidak menjadi seperti Adam dan Hawa?
Image result for glorified body
          Sayang sekali bahwa tubuh jasmani yang kita pakai pada saat ini adalah tubuh yang sudah dicemari oleh dosa, sehingga cahaya terang Allah, yang berasal dari kemuliaan-Nya, tidak dapat terpancar keluar sebagaimana cahaya kemuliaan Allah menutupi tubuh telanjang Adam dan Hawa (bandingkan dengan cahaya kemuliaan Musa yang bersifat sementara – 2 Kor 3:6-7). Tetapi akan tiba waktunya, yaitu pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, tubuh kita akan diubahkan dalam sekejab mata dengan tubuh kemuliaan yang merupakan tempat paling ideal bagi kediaman Roh Allah yang kudus (Flp 3:20-21, 1 Kor 15:51-52). Pada saat itulah, cahaya kemuliaan Allah akan kembali menyelimuti tubuh manusia.

SIAPA KITA NANTI = KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
Rasul Paulus berkata bahwa oleh iman kepada Yesus Kristus, Allah telah menghidupkan kita kembali bersama-sama dengan Kristus, dimana kehidupan itu sendiri merupakan anugerah keselamatan yang tidak dapat diusahakan, melainkan pemberian Allah. Di dalam anugerah tersebut, Allah telah membangkitkan kita dari kematian dan menyediakan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga (Ef 2:5-8).

Kebenaran tentang Sorga menurut Alkitab
          Seandainya kita membaca kitab Wahyu, khususnya pasal 21, maka kita akan menemukan bahwa sorga, yaitu Yerusalem Baru, kota yang kudus dari Allah, adalah sebuah tempat yang sangat indah. Temboknya terbuat dari permata yaspis. Lantainya dari emas murni bagaikan kaca bening. Dasar-dasar temboknya dihiasi dengan 12 macam batu permata dan kedua belas pintu gerbangnya terdiri atas 12 mutiara, yakni satu mutiara untuk setiap pintu gerbang (Why 21:9-21). Luar biasa bukan….?
          Tetapi yakinlah bahwa sekiranya saudara tinggal di sana sekarang, dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan, saudara akan menjadi bosan dengan segala kemewahan yang disediakan di sana. Pernahkah saudara bertanya di dalam hati, apa bedanya sorga dengan rumah mewah para konglomerat? Mungkin satu-satunya perbedaan yang dapat disebutkan adalah tingkat kemewahannya. Lalu apa kelebihan sorga daripada rumah mewah para konglomerat? Jawabannya: KEHADIRAN Kristus dan Allah.
Sorga yang sesungguhnya bukanlah berbicara mengenai tempat sebagaimana yang diajarkan oleh banyak agama di dunia (walaupun tempat itu memang ada), melainkan tentang persekutuan kita dengan Allah, yaitu Sang Sumber Kehidupan. Sorga tanpa kehadiran Allah adalah sama halnya seperti rumah mewah yang indah namun membosankan. Sorga bukanlah sorga tanpa kehadiran Kristus dan Allah.
Suatu kali Yesus pernah berkata kepada salah seorang penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia: “sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada BERSAMA-SAMA DENGAN AKU DI FIRDAUS.” (Luk 23:43). Yang penting bukan firdausnya, melainkan bersama-sama dengan Kristus.
Demikian pula Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu. Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana AKU BERADA, KAMU PUN BERADA.” (Yoh 14:2-3).

Jadi apa yang dimaksud rasul Paulus dengan memberikan tempat di Sorga?
          Memang, sorga yang dimaksud oleh rasul Paulus di sini berbicara mengenai tempat, yaitu Yerusalem Baru. Namun sekali lagi, sorga bukanlah sorga tanpa kehadiran Kristus. Kebenaran ini didukung oleh rasul Paulus sendiri sebagaimana yang tertera di dalam ayat selanjutnya: “bersama-sama dengan Dia di sorga” (Ef 2:6).
Image result for new jerusalem


PENUTUP
Kembali kepada pernyataan saya di bagian pendahuluan, “DI DALAM KRISTUS segala sesuatu adalah kemurahan”, yaitu kemurahan yang lebih daripada hidup. Bukankah Kristus adalah Kehidupan dan sumber dari kehidupan? Demikian pula setelah kita mempelajari tentang doktrin keselamatan di dalam Kristus, masihkah kita mau berkata bahwa mempelajari doktrin keselamatan tidak ada gunanya? Hanya orang-orang yang menyadari dengan benar apa yang sesungguhnya telah Kristus lakukan di dalam hidup kita (mewakili kita melakukan Taurat) yang dapat menyanyikan lagu ini dengan sepenuh hati, “Kemurahan-Mu lebih dari hidup…”, Amin.

0 Response to "KESELAMATAN DI DALAM KRISTUS"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel