Kembali ke Alkitab yang sebenar-benarnya (Truly back to the Bible)

FILOSOFI

FILOSOFI

Kata bertobat berasal dari bahasa Yunani "Metanoia" (Meta + Nous) yang artinya adalah perubahan pola pikir. Roma 12:2 mengajarkan bahwa apabila kita ingin memiliki kehidupan yang berbeda dengan dunia ini, maka caranya adalah melalui pembaharuan pola pikir (budi = "nous" = mind). Pertobatan yang sejati bukanlah soal perubahan tingkah laku, melainkan perubahan manusia batiniah - pikiran dan perasaan - yang kemudian berwujud dalam perubahan tingkah laku. Yesus berkata: 

"Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan." (Mat 23:26-28).

Berdasarkan kebenaran ini, maka pentinglah untuk memiliki pola pikir yang benar. Oleh sebab itu, GPK New Life mencanangkan pola pikir Kerajaan Allah yang terwujud dalam filosofi berikut ini:


MENANGKAN SATU JIWA LAGI UNTUK KRISTUS
Alkitab berkata bahwa apabila satu orang bertobat, maka seluruh malaikat bersukacita (Luk 15:10). Tidak ada ayat lain di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa para malaikat bersuka-cita selain ayat ini. Mengapa? Karena inilah kerinduan hati Allah atas setiap manusia, yaitu diselamatkan (1 Tim 2:3-4). Kita tidak pernah tahu siapa-siapa saja yang telah dipilih oleh Allah untuk diselamatkan. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk menyadari bahwa memenangkan satu jiwa lagi bagi Kristus adalah filosofi yang seharusnya hidup di dalam diri setiap orang Kristen, walaupun cara yang kita tempuh tidak selalu harus lewat pemberitaan Injil.


KINGDOM MINDSET & HUMAN MINDSET

Kisah Para Rasul 1:3 menjelaskan bahwa Tuhan Yesus selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya, menampakkan diri kepada para murid dengan satu tujuan yang pasti yaitu memberitakan Kerajaan Allah. Sementara para murid masih memiliki pola pikir yang sempit dengan berkata, "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (Kis 1:6), pandangan Allah sudah jauh ke depan yaitu kepada Kerajaan-Nya, yang sudah digenapi pada hari Pentakosta, yang masih digenapi pada hari ini, dan akan digenapi secara sempurna pada hari kedatangan-Nya. Pola pikir seperti inilah yang seharusnya kita miliki, yaitu Kerajaan Allah, bukan kerajaan sendiri (keluarga, gereja, denominasi, dll).
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama kita. Tidak ada kata kecuali yang dipergunakan di sana. Artinya, tidak boleh ada perbedaan di dalam pola pikir kita terhadap sesama. Semua manusia adalah ciptaan Allah dan Allah mengasihi semua ciptaan-Nya. Oleh sebab itu, kita harus melihat kepada semua manusia dengan kacamata yang sama dengan Allah. Apabila Allah mengasihi mereka, maka sepatutnya kitapun mengasihi mereka. Artinya, sudah bukan saatnya lagi kita berpikir "yang penting Kristen" atau "kita harus memberitakan Injil". Sudah terlalu sering, bahkan terlalu sering, kita mendengar adanya bantuan dari orang-orang Kristen bagi korban bencana alam dengan embel-embel "Gereja anu", "Yayasan Kristen anu", atau label-label Kristen lainnya. Tidak bisakah kita membantu hanya karena belas kasihan tanpa keberadaan sponsor semacam itu? Haruskah mereka mengetahui bahwa yang telah membantu mereka adalah orang Kristen? Berhentilah memiliki pola pikir penginjilan seperti ini, karena sudah terbukti hal itu tidak membuat mereka datang kepada Kristus, melainkan meningkatkan tingkat permusuhan antara Kekristenan dengan dunia Islam. Mereka sudah tahu apa tujuan orang Kristen dengan mengirimkan bantuan. Ujung-ujungnya penginjilan yang terselubung. Kalau memang  mau penginjilan, pergilah ke pelosok-pelosok negeri Indonesia, nyatakan kuasa Allah dengan mujizat-mujizat dan tanda-tanda heran, beritakanlah bahwa di dalam Yesus ada keselamatan dan kebangkitan yang kekal. Jangan main petak umpet dengan cara melempar batu sembunyi tangan. Maksud saya adalah: Kalau mau bantu, ya bantu. Tetapi kalau mau penginjilan, beritakanlah Injil dengan benar, saya berdoa Allah menyertai saudara.


BE TO BE - B2B

Terakhir, tetapi bukan yang terkecil. Pelayanan setiap orang Kristen seharusnya berdasar kepada filosofi yang satu ini: Be to Be, yaitu dipulihkan untuk memulihkan, diberkati untuk memberkati, disembuhkan untuk menyembuhkan, dibebaskan untuk membebaskan, ditolong untuk menolong... dsb.

0 Response to "FILOSOFI"

Post a Comment